Pelaksanaan IHT Guru di Pondok Pesantren Ash Shohabah: Meningkatkan Kualitas Pembelajaran dan Kemampuan Guru dalam Mengelola Kelas pada Kurikulum Merdeka
Pendahuluan
Pondok Pesantren Ash Shohabah merupakan lembaga pendidikan Islam yang memiliki komitmen kuat dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan kemampuan para guru dalam mengelola kelas sesuai dengan pendekatan Kurikulum Merdeka. Kurikulum Merdeka adalah suatu pendekatan pendidikan yang menekankan pada pengembangan potensi dan kreativitas siswa serta memberikan kebebasan bagi guru untuk menyusun materi pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan dan perkembangan peserta didik. Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, Pondok Pesantren Ash Shohabah melaksanakan In House Training (IHT) untuk para guru dengan fokus pada tiga aspek penting: Kurikulum Merdeka, media ajar interaktif, dan bimbingan serta konseling, serta evaluasi pembelajaran. Artikel ini akan membahas pentingnya pelaksanaan IHT tersebut dan dampaknya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan kemampuan guru dalam mengelola kelas.
1. Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penguatan karakter dan potensi siswa. Dengan memberikan kebebasan kepada guru untuk menyusun materi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan peserta didik, Kurikulum Merdeka mendorong para guru untuk menjadi fasilitator belajar yang efektif. Melalui IHT, para guru akan memahami filosofi dan prinsip Kurikulum Merdeka, termasuk pentingnya memahami keunikan dan kemampuan setiap siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini akan memberikan dampak positif dalam menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan memotivasi siswa untuk belajar dengan antusias.
Contoh Penerapan: Dalam IHT, guru-guru Pondok Pesantren Ash Shohabah diajarkan untuk mengidentifikasi potensi unik setiap siswa dan menyusun kurikulum yang mendukung pengembangan potensi tersebut. Hal ini dilakukan dengan menerapkan metode berbasis proyek atau penyusunan program khusus untuk siswa dengan kebutuhan khusus.
2. Media Ajar Interaktif
Penggunaan media ajar yang interaktif menjadi penting dalam konteks Kurikulum Merdeka. Melalui IHT, guru-guru Pondok Pesantren Ash Shohabah akan dilatih untuk mengembangkan dan memanfaatkan berbagai jenis media interaktif, seperti video pembelajaran, permainan edukatif, dan platform digital yang mendukung proses pembelajaran. Penggunaan media ajar yang inovatif dan menarik akan membantu meningkatkan minat dan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran, sekaligus memfasilitasi pemahaman konsep yang lebih baik.
Contoh Penerapan: Guru-guru yang mengikuti IHT belajar cara menggunakan teknologi seperti proyektor, laptop, dan perangkat lunak edukatif dalam mengajar. Mereka mengembangkan video pembelajaran yang menarik dan interaktif serta merancang permainan edukatif yang menyenangkan untuk memperkuat pemahaman siswa tentang materi pelajaran.
3. Bimbingan dan Konseling
Selain aspek kurikulum dan media ajar, pelaksanaan IHT juga fokus pada peningkatan kemampuan guru dalam memberikan bimbingan dan konseling kepada siswa. Dalam lingkungan pendidikan, bimbingan dan konseling menjadi penting dalam membantu siswa mengatasi masalah pribadi dan akademik mereka. Guru sebagai pendamping belajar memiliki peran sentral dalam memberikan dukungan kepada siswa, sehingga mereka dapat mencapai potensi maksimal dalam belajar dan perkembangan diri.
Contoh Penerapan: Para guru diajarkan tentang teknik mendengarkan dengan empati, memberikan solusi yang efektif, dan mengidentifikasi tanda-tanda kesulitan siswa. Mereka juga dilatih dalam membuat rencana konseling dan intervensi yang sesuai untuk membantu siswa mengatasi masalah yang mereka hadapi.
4. Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran adalah komponen penting dalam memastikan efektivitas proses belajar mengajar. Melalui IHT, guru-guru Pondok Pesantren Ash Shohabah akan dibekali dengan beragam metode evaluasi yang relevan dan objektif, yang dapat membantu mereka dalam memahami sejauh mana pencapaian tujuan pembelajaran oleh siswa. Dengan demikian, guru dapat menyusun strategi dan intervensi yang tepat untuk memfasilitasi peningkatan hasil belajar siswa.
Contoh Penerapan: Guru-guru belajar menggunakan berbagai alat evaluasi seperti ujian tertulis, tugas proyek, dan penilaian berbasis portofolio. Mereka juga belajar bagaimana mengidentifikasi kelemahan siswa melalui analisis hasil evaluasi dan menggunakan informasi ini untuk mengadaptasi strategi pembelajaran selanjutnya.
5. Tujuan Pembelajaran Bermakna dan Menyenangkan
Penting untuk menambahkan pembahasan mengenai tujuan pembelajaran bermakna dan menyenangkan dalam konteks pelaksanaan IHT di Pondok Pesantren Ash Shohabah. Tujuan ini merupakan elemen penting dari Kurikulum Merdeka dan berkontribusi pada peningkatan kualitas pembelajaran serta kemampuan guru dalam mengelola kelas.
Contoh Penerapan: Dalam IHT, para guru didorong untuk menyusun rencana pembelajaran yang mencakup aktivitas yang menyenangkan seperti permainan kelas, diskusi kelompok, dan demonstrasi. Mereka juga belajar cara mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan siswa agar pembelajaran memiliki makna yang lebih dalam bagi mereka.
Dampak Pelaksanaan IHT
Pelaksanaan IHT Guru di Pondok Pesantren Ash Shohabah terbukti memiliki dampak positif yang signifikan terhadap kualitas pembelajaran dan kemampuan guru dalam mengelola kelas pada Kurikulum Merdeka. Beberapa dampaknya antara lain:
1. Peningkatan Kreativitas dan Inovasi Guru
Melalui pelatihan dan diskusi dalam IHT, para guru menjadi lebih terbuka terhadap ide-ide baru dan inovatif dalam mengembangkan strategi pembelajaran yang menarik dan efektif. Dengan kebebasan untuk menyusun kurikulum dan memanfaatkan media ajar interaktif, para guru merasa lebih termotivasi untuk menciptakan pengalaman belajar yang berbeda dan menyenangkan bagi siswa.
2. Meningkatnya Partisipasi dan Minat Belajar Siswa
Penggunaan media ajar interaktif dan pendekatan Kurikulum Merdeka meningkatkan minat belajar siswa karena mereka lebih terlibat dalam proses pembelajaran. Siswa merasa dihargai dan didorong untuk berkontribusi secara aktif dalam kelas, sehingga meningkatkan partisipasi dan keterlibatan mereka dalam kegiatan pembelajaran.
3. Peningkatan Kualitas Bimbingan dan Konseling
Para guru yang telah mengikuti IHT memiliki pemahaman yang lebih baik tentang berbagai masalah yang dihadapi oleh siswa dan strategi untuk memberikan bimbingan dan konseling yang efektif. Dengan adanya dukungan dan pemahaman yang baik dari guru, siswa merasa lebih nyaman dalam berbicara tentang masalah mereka dan mencari solusi yang tepat.
4. Pembelajaran yang Lebih Efektif melalui Evaluasi yang Tepat
Dengan dilatih dalam berbagai metode evaluasi pembelajaran, guru dapat menilai kemajuan siswa secara lebih akurat. Hasil evaluasi ini akan membantu guru dalam menyusun program pembelajaran yang lebih sesuai dengan kebutuhan individual siswa dan memperbaiki aspek-aspek yang masih perlu diperbaiki.
5. Meningkatkan Motivasi Belajar dan Penguasaan Materi
Dengan menerapkan pembelajaran bermakna dan menyenangkan, siswa akan lebih termotivasi untuk belajar dan memiliki penguasaan materi yang lebih baik. Keterkaitan materi pembelajaran dengan kehidupan mereka dan lingkungan sekitar akan memotivasi siswa untuk menggali lebih dalam dan menerapkan pengetahuan yang mereka peroleh.
Kesimpulan
Pelaksanaan IHT Guru di Pondok Pesantren Ash Shohabah dalam konteks Kurikulum Merdeka, media ajar interaktif, bimbingan dan konseling, serta evaluasi pembelajaran memberikan kontribusi besar dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan kemampuan guru dalam mengelola kelas. Melalui pendekatan ini, para guru dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang memotivasi siswa untuk belajar dengan antusias, meningkatkan partisipasi aktif mereka dalam kelas, dan mendorong mereka untuk terus belajar sepanjang hayat. Dengan pengajaran yang bermakna, menyenangkan, dan relevan, Pondok Pesantren Ash Shohabah bertujuan untuk menghasilkan generasi siswa yang memiliki penguasaan materi yang baik, kreatif, inovatif, dan siap menghadapi tantangan masa depan.